Pada dasarnya semua jenis dan warna cat membutuhkan metode perawatan yang sama. Namun untuk mendapatkan hasil yang maksimal, hendaknya perlu diketahui lebih dulu karakteristik dan sifat setiap warna.
Pasalnya, setiap jenis warna memiliki efek polarisasi dan absorpsi berbeda. Efek polarisasi dan absorpsi ini biasanya diakibatkan oleh zat dasar penyusun warna tersebut.
Warna hitam—karena terdiri dari perpaduan semua warna dengan pola penyusunan sangat kompleks—hanya memiliki sifat absorpsi. Untuk membuktikan bahwa warna hitam merupakan hasil gabungan dari berbagai warna, bisa dilakukan dengan cara kromatrografi sederhana.
Proses kromatrografi dilakukan dengan cara meneteskan cat warna hitam pada ujung kertas. Setelah itu, celupkan ujung kertas yang telah ditetesi warna tersebut ke dalam cairan tiner. Tunggu beberapa saat hingga zat penyusunnya terurai. Di sini akan terlihat kombinasi atau campuran yang mendasari warna hitam.
Hanni, pemilik salon mobil Hyper Black di Jakarta, mengatakan perawatan warna hitam pada bodi mobil hanya efektif dilakukan para profesional. “Tak banyak pemilik mobil yang tahu proses perawatan warna hitam yang baik dan benar. Saya menyarankan agar perawatan cat diserahkan ke profesional,” ujarnya.
Hanni menambahkan sebagian besar pemilik kendaraan menganggap semua produk perawatan cat dapat digunakan pada semua jenis cat. “Mereka membeli dan menggunakannya sendiri untuk body protection. Jadi wajar bila hasilnya tidak sesuai yang diharapkan.”
Kegagalan body protection lazimnya diakibatkan oleh kualitas produk perawatan cat. “Banyak merek yang sudah tidak relevan dengan jenis cat pada mobil-mobil terbaru,” ungkap Hanni.
“Saat ini pabrikan mobil sudah menggunakan teknologi water based, bukan MC Modified lagi. Tapi produk perawatan cat yang beredar di pasaran masih menggunakan silicon yang hanya relevan dengan jenis cat MC Modified saja,” lanjutnya.
Ditambahkan Hanni, cat dengan bahan dasar MC Modified memiliki sifat redup. Hal ini disebabkan oleh bahan pada MC Modified yang merupkan pelarut solvent (pelarut mudah menguap). Karenanya, untuk memberikan tampilan yang berkilau, cat jenis ini perlu dipoles dengan silicon wax.
Kilauan cat hasil waxing (pelilinan) adalah dampak dari zat silocon yang menjadi bahan utama pembuatan wax. Meski begitu, kemampuan wax perlindungan cat sangat terbatas. “Maksimal setelah tiga kali cuci kilauannya akan hilang. Ini karana ikatan pada silikon itu sangat lemah,” ujar Hanni.
Pun demikian, Hanni mengungkapkan sekarang ini teknologi cat telah berkembang dan mengadopsi teknologi water based dengan derajat keasaman yang netral atau pH-nya berimbang (balance).
Cat berteknologi water based, dijelaskan Hanni, sudah tidak cocok dirawat mengunakan wax silicon. Hal ini mengingat cat teknologi water based sudah menghasilkan kilauan dari bahan dasar cat itu sendiri.
Selain itu, metode pencuciannya pun sudah tidak relevan menggunakan sabun bertingkat basa tinggi. Hanni menyarankan agar para pemilik kendaraan berteknologi cat water based penggunaan sabun atau shampo berkandungan pH balance ketika mencuci.
Untuk belajar memahami metode mencuci yang tepat Hanni menganjurkan pemilik mobil belajar pada kalangan profesional. “Bawa saja mobilnya ke sini (Hyper Black. red). Nanti mereka kita kasih tahu cara-cara perawatannya,” ujarnya.
Pada umumnya perawatan secara profesional termasuk bagian dari peremajaan cat mobil yang meliputi proses penghilangan noda dan goresan, serta perbaikan warna.
Setelah itu, kalangan profesional akan melakukan proses body protection, yaitu proses pencegahan timbulnya noda pada cat mobil. Dengan rangkaian metode ini cat mobil mampu mempertahankan tingkat kilaunya. Menurut Hanni daya tahan kilau dari proses body protection yang dilakukan kalangan profesional bisa bertahan dalam masa satu tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar