We Are Come To Your Place (DELIVERY CAR POLISH)

Minggu, Maret 14, 2010

Tipu-Tipu Salon Mobil

Zaman susah begini bisnis salon mobil malah ibarat jamur di musim hujan. Cermati saja iklan di media massa, begitu banyak perusahaan menawarkan paket salon kendaraan dengan iming-iming harga miring. Tinggal pilih, door to door atau datang ke workshop. Iklannya lantang; cukup Rp.100 ribu, mobil Anda mengilap kembali. Menipu konsumen ?

Tak salah kita melempar asumsi begitu. Sebutlah nominal seratus ribu. Biasanya, ditempat salon mobil ternama, paling hanya mendapat paket mengilapkan kaca depan. Kadang malah kurang. Jadi, untuk memoles seluruh bodi plus interior, Rp.100ribu tentu jauh dari cukup. Okelah, memang salon mobil tadi 'ternyata' mampu mengilapkan mobil. Namun, apakah tak tertutup kemungkinan bahan polesnya asal-asalan alias bikinan sendiri sehingga biaya produksi bisa ditekan habis ?

Ini diamini Andreas Tjahjadi dari Indo Auto Boutique Pondok Indah. Belakangan, manajer salon mobil milik Indomobil Group ini memang mengakui kemunculan salon-salon mobil 'instan'. "Biasanya mereka menawarkan harga kompetitif. Menghubunginya pun lewat telepon. Kita panggil mereka datang."ujarnya. Bukan bermaksud menghakimi eksistensinya, konsumen Andreas sendiri pernah jadi korban.

Ceritanya begini, konsumennya tertarik dengan iklan di koran. Ia mau memoles mobil yang catnya terdapat bintik-bintik tersebar di seluruh bodi. Ketika teknisi datang, ternyata ia tak memiliki bahan khusus menghilangkan noda seperti itu. Tak tahunya pekerjanya nekat menggunakan cutter (pisau kecil) untuk mencongkel bintik-bintik itu. Jadilah seluruh cat mobil bentol-bentol alias rusak. Ketika diminta pertanggungjawaban, yang punya salon cukup berujar,"Ya, Pak, biayanya Rp.100 ribu, masa kami cat ulang jutaan rupiah,"tiru Andreas.

Ujung-ujungnya, memang konsumen rugi. Bambang Sarwono, pemilik Has Salon, punya resep. "Coba, mobil seharga Rp.1 miliar masa dibawa ke tempat semacam itu. 'Kan sayang," timpalnya. Lagipula menurut pria yang akrab disapa Has ini, membawa mobil ke salon bukan seperti mencuci mobil yang dilakukan setiap hari. Paling maksimal setahun dua kali,"ungkapnya. Artinya maintenance salon mobil menjadi murah. Sehingga tak ada salahnya bayar lebih untuk hasil maksimal.

Lagipula, dari sudut perusahaan, menyiapkan tenaga andal memoles mobil bukan perkara gampang, apalagi door to door yang sukar dari segi quality controlnya. Has saja, khusus divisi outdoor, melibatkan teknisi yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata pekerja lain. "Saya menempatkan mereka sebagai ujung tombak di lapangan,"ungkapnya. Dengan armada 6 unit mobil, divisi outdoor Has mampu menjangkau 5 wilayah DKI."Harga sama, tak ada biaya tambahan,"ungkap Has.

Dengan kata lain, memulai bisnis salon mobil apalagi yang door to door bukan pekerjaan main-main. Sangat terkait dengan citra perusahaan bersangkutan. Jadi, semacam outdoor Has, yang kerap mengerjakan sampai pesawat terbang, tak mungkin diragukan lagi. Dari proses kerja hingga kepuasan konsumen terpenuhi. Nah, kalau dipercayakan pada perusahaan baru yang kualitasnya belum teruji dan terbukti, tentu mikir-mikir menyerahkan mobil pada mereka. Cerita congkel bintik pake cuter, Andreas bisa jadi pedoman.

Itu cerita salon mobil door to door yang baru. Bagaimana car cosmetic ternama ? Apakah lantas cukup percaya dari nama besar dan service memuaskan ? Nanti dulu, pikir-pikir lagi. Bisa dikatakan, walau bukan menjurus penipuan, banyak salon mobil sebenarnya justru mnerugikan konsumen ketimbang memberi kepuasan. Ini lantaran kebiasaan rumah pengilap ini meramu resep bahan poles cat, kaca dan interior sendiri. Artinya, ramuan itu belum diketahui sejauh mana efeknya bagi kendaran.

"Biasanya, salon mobil memang menggunakan ramuan sendiri. Bahannya macam-macam, rahasia dapur masing-masing,"tambah Andreas dari Indo Auto Boutique. Apakah ramuan ini menjadikan mobil tetap mengkilap ? Mungkin begitu, namun tak bertahan lama. Paling-paling beberapa bulan, setelah itu balik lagi ke kondisi normal. Karena pada dasarnya langkah memoles kendaraan ini hanya melapisi agar 'bersinar'. Kotoran atau debu tetap tertinggal di cat.

Makanya, Andreas justru melihat maraknya perkembangan salon mobil belakangan ini lantaran mampu 'menciptakan pasar'. Itu tadi, karena kusam dalam beberapa bulan, konsumen dipaksa datang dan datang lagi. "Justru dari sinilah mereka mendapat pasar. Dua bulan lagi mobilnya sudah burem, datang lagi ke tempat semula,"asumsi Andreas.

Irwan Sudarma, dari Autobahn urun rembug. "Disini, ramuan bahan poles biasa dibuat. Kompon ada, minyak tanah ada, solar ada, tinggal diracik. Kita tak tahu mereka pakai yang mana,"ungkap Irwan yang pernah menggeluti kuliah pemolesan mobil di Australia. Pertanyaannya, Bagaimana pengaruh racikan kimiawi itu pada mobil ? "Mungkin sekarang tidak ada pengaruh. Bagaimana dengan satu tahun dua tahun, belum ada pembuktian soal ini,"ungkapnya.

Makanya, Irwan mengklasifikasi kerja salon mobil menjadi dua. Un-profesional dan profesional way. Yang pertama sebatas membuat mobil mengilap. Kinclongnya pun akibat bahan ramuan sendiri. "Mengilap memang, namun kotorannya masih tertinggal. Cara poles seperti ini dari jauh memang kelihatan bersih, tapi ketika diteliti lagi, cat tampak berminyak karena bahan poles itu. Ini yang banyak dilakukan di sini,"ujar Irwan. Resiko yang paling kentara, kemungkinan lapisan cat terangkat. "Coba saja kalau pakai kompon banyak, bisa-bisa ketebalan cat berkurang,"ungkapnya.

Cara profesional yang sering dilakukan di luar negeri, dipercaya Irwan, sebagai langkah pemolesan mobil yang benar. Penjabarannya, warna timbul bukan berasal dari bahan poles tapi justru dari cat itu sendiri. Cara ini yang rada repot lantaran harus melewati beberapa proses dan menggunakan alat-alat canggih. Pertama, ketebalan cat diukur dengan glossmeter. Parameter ini digunakan agar dalam pengerjaan nanti, thickness cat (ketebalan cat) jangan sampai berkurang atau minimal terangkat persekian mikro meter. Kemudian, dilakukan glissering (pengangkatan kotoran) hingga melapisi cat mobil. "Hasilnya, cat pun mendekati kondisi baru tanpa melukai cat itu sendiri. Selain itu, kilau pun muncul dari cat, bukan dari bahan pemoles,"bilang ayah dua putri kembar. Dengan sendirinya, metode ini memungkinkan kilau cat tahan lama.

Bercermin dari kondisi itu, patutnya konsumen mobil harus hati-hati. Tak ada salahnya, sebelum memoles mobil, tanyakan bahan apa yang digunakan salon bersangkutan, racikan sendiri, bahan impor semacam Armor All atau yang lainnya. Untuk lebih aman, datangi salon mobil yang menggunakan bahan poles bermerek. Kalau memakai racikan sendiri, mintalah garansi kalau bahan dimaksud tak merugikan cat mobil Anda.

Jangan ke salon kalau malah berantakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar